Habis Gelap Terbitlah Terang

Habis gelap terbitlah terang - Ini bukan merupakan bagian dari pepatah, bukan pula merupakan bagian dari pilsapat. Habis gelap berarti aku harus mengakhiri mimpi malamku dengan kesibukan didunia nyata ketika mentari pagi mulai menyibakan cahayanya di ujung timur sana.

Selepas memasrahkan diri beserta berbagai hal yang terkait dengan diri ini dihadapan Yang Maha Kuasa, ku bergegas menyiapkan segala sesuatunya seperti biasa sebelum bergerak melangkah meninggalkan istana kontarakanku yang megah ini. 

Rosulullah saw. pernah mengarahkan umatnya agar selalu sadar dengan kapasitas diri, tidak berlebih dalam menjalani segala sesuatu dalam kehidupan ini. Termasuk dalam proses mencari penghasilan untuk bekal hidup, Islam sangat menganjurkan hal yang sederhana namum memiliki nilai dan makna yang sangat berharga.

Habis Gelap Terbitlah Terang Dengan Mau Membantu dalam tulus

Itu pula yang selalu ku usahakan, disetiap melangkah untuk mencari tambahan penghasilan selain dari menjadi pekerja dibawah komando orang baik di perusahaan itu. Seperti di hari ini, disaat memiliki waktu yang luang (libur kerja), aku harus memanfaatkan waktu ini dengan baik guna mencari kegiatan yang bisa menghasilkan. Setidaknya menutupi kebutuhan hari ini. 

Apa yang aku siapkan, memang bukan sesuatu yang fokus. Tetapi yang aku persiapkan adalah tekad, tidak mungkin bila orang sudah mulai melangkah tidak menghasilkan apa-apa, namun pasti akan bertemu dengan apa yang dia harapkan. 

Kebutuhan itu tertutupi tanpa disadari

Sebagai manusia, aku tidak ingin memungkiri keterbatasan yang aku miliki. Hanya saja sedikit didalam diri ini, selalu ngilu bila melihat masalah yang muncul dilingkungan tempat aku bertetangga. Ketika aku melangkah meninggalkan halaman rumahku, tiba-tiba orang itu datang dan menanyakan kesibukanku di hari ini. 

Setelah aku jelaskan bahwa aku tidak memiliki agenda yang pasti untuk hari ini, kemudian dia memintaku untuk mengantarnya ke rumah sakit, karena anaknya lagi di rawat. Dan, okelah aku antarkan ke sana. Namun, setelah aku menyatakan kesiapanku untuk mengantarnya, tiba-tiba dia berbicara dalam nada permohonan, dan dia menjelaskan bahwa tidak ada uang sepeserpun yang dia miliki. 

Sekali lagi, aku hanya manusia, didalam hatiku sebelumnya, ketika dia memintaku untuk mengantarnya, aku merasa inilah rizkyku. Tetapi, betapa medenghelnya (kecewa) di dalam hatiku, dia memohon meminta jasaku, sementara dia tidak memiliki sesuatu apapun untuk membayar jasa yang akan ku berikan itu. Marah, kecewa, ingin memaki dan lain sebagainya.

Namun, terima kasih wahai Tuhanku yang maha Esa, Engkau sudah membungkam mulutku dari perkataan yang akan menyakitinya. Dengan tenang ku lemparkan kata-kata dari mulutku "tidak apa-apa bila kamu tak punya uang, aku punya cukup bensin untuk bisa mengantarmu ke rumah sakit". Sontak wajah itu terlihat berbunga, lalu kemudian memegang erat tanganku, sambil berkata "semoga Allah swt. akan mengganti apa yang telah kau berikan padaku dengan sesuatu yang lebih dari yang kamu harapkan". tiada kata yang bisa aku ucapkan untuk membalas perkataannya itu selain satu kata, yaitu; Amiin.!

Tanpa banyak berfikir, ku antar sahabat itu sampai ke rumah sakit, untuk membesuk anaknya. Setelah sekalian menjenguk dan mencari kepastian tentang kesehatan anak itu, aku pun pamit dan meninggalkan sang sahabat disana.

Sekali lagi, aku hanya manusia, selama dalam perjalanan masih ada rasa kecewa, karena pekerjaanku di pagi ini tidak menghasilkan apa-apa. Namun, sambil berlalu menelusuri setiap jengkal dari jalanan aspal, Aku terus mengingat sahabat itu, dan akhirnya akupun menyadari, bahwa sahabatku itu benar-benar dalam keadaan yang sangat memprihatinkan. Sangat tidak pantas bagiku bila masih menunggu dan mengharapkan ada imbalan yang akan dia berikan. Relakan, ikhlaskan demi keselamatan seseorang.

Padahal saat itu apa yang ku pikirkan semalam  sudah menjadi kenyataan tanpa aku sadari.

Teringat

Semalaman aku hampir tidak bisa memajamkan mata ini, mengingat sesuatu yang terasa berat membebani pikiran di benakku. Hari minggu ini adalah batas akhir dari sebuah kesempatan yang sudah susah payah aku kejar selama ini. Yaitu kesempatan untuk memiliki sebuah printer dengan kwalitas yang bagus. Bila aku bisa memilikinya maka aku akan bisa memulai mempraktekan keahlianku dan membuka usaha kecil-kecilan sebagai usaha sampingan untuk mendapat tambahan penghasilan dari editing foto dan jasa print. 

Bila hari ini aku tidak bisa memenuhi janji untuk menyediakan rupiah yang sudah disepakati, mungkin harapan itu tidak akan terwujud di hari ini dan aku harus menunggu kesempatan lain dengan harapn yang mungkin semakin menipis.

Tak terduga

Saat harapan itu akan aku hapus dari benakku, tiba-tiba ada suara dibelakangku. "Brow tunggu" saat ku lihat ternyata si pemilik printer itu. Sontak aku mendahului dia berbicara, aku meminta maaf dan aku menjelaskan keadaan yang sebenarnya, bahwa aku tidak jadi membeli printer milikinya, karena aku gagal mendapatkan uang.

Setelah aku selesai berbicara dia malah tersenyum. Kemudian dia menepuk bahuku sambil menjelaskan bahwa, aku boleh menggunakan printer miliknya untuk memulai usaha yang ingin aku lakukan tanpa harus memikirkan uang untuk menebusnya. Ini benar benar cocok dengan habis gelap terbitlah terang.

Ditulis oleh : Dian Sanjaya

Posting Komentar untuk "Habis Gelap Terbitlah Terang"